Bangka Belitung, 7 Februari 2025 – Proyek slurry seal yang baru saja diserahterimakan pada Desember 2024 oleh Satker PJN Wilayah II Babel, kini menjadi sorotan tajam publik. Kerusakan dini pada sejumlah ruas jalan yang telah diperbaiki dengan metode slurry seal mengundang kecurigaan akan kualitas pengerjaan proyek tersebut, bahkan menimbulkan pertanyaan besar mengenai transparansi dalam pengelolaan anggaran.
Sejumlah ruas jalan yang telah mendapatkan perlakuan slurry seal kini menunjukkan tanda-tanda pengelupasan, retak, dan berlubang dalam waktu singkat setelah proyek diserahterimakan. Kondisi ini mencurigakan, karena diduga proyek ini tidak memenuhi standar teknis yang ditetapkan oleh Kementerian PUPR, yang tentunya berpotensi merugikan keuangan negara.
Media nasional dan lokal telah memberitakan hal ini secara luas, dengan sebagian besar publik menganggapnya sebagai masalah serius. Berdasarkan sumber, pihak Kejaksaan Tinggi bahkan telah turun ke lokasi meninjau proyek yang kini menjadi polemik. Di sisi lain, Direktorat Jenderal Bina Marga telah memanggil pejabat terkait, seperti Rima Qotrun Nada, Satker PJN Wilayah II Babel, serta Dr. Ir. Zepnat Kambu, Kepala BPJN Babel yang baru saja menggantikan Arief Syarif Hidayat. Meski demikian, hasil dari pemeriksaan tersebut masih belum memberikan penjelasan yang memadai terkait permasalahan ini.
Hariansyah, Sekretaris DPP Barisan Rakyat Anti Korupsi (BARAK), dengan tegas menyatakan, "Jika Direktorat Jenderal Bina Marga tidak mampu melakukan evaluasi terhadap pejabatnya secara serius, kami mendesak Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR untuk segera melakukan audit menyeluruh terhadap kegiatan di Satker PJN Wilayah II Babel. Proyek slurry seal ini harus menjadi gerbang utama untuk dilakukannya audit khusus, agar publik dapat mengetahui dengan jelas aliran dana dan kualitas pekerjaan yang dilakukan."
"Ini adalah pekerjaan rumah besar bagi Ir. Roy Rizali Anwar, Direktur Jenderal Bina Marga yang baru saja dilantik. Kami tidak bisa mentolerir adanya ketidakjelasan dalam pengelolaan anggaran dan proyek yang menggunakan dana publik. Kami menuntut tindak lanjut yang tegas dan transparan dari pihak yang berwenang," tambah Hariansyah dengan nada kritis.
Selain itu, Hariansyah juga menanggapi pernyataan Arief Syarif Hidayat dalam sebuah media nasional yang menyatakan bahwa jalan nasional di bangka Belitung "99 koma sekian persen mulus" dengan minimnya lubang. "Jika memang jalan tersebut seperti yang disebutkan oleh Arief Syarif Hidayat, kami ingin tahu mengapa anggaran puluhan miliar tetap digelontorkan untuk pemeliharaan jalan. Kemana dana tersebut dialirkan? Kami mendesak klarifikasi atas pertanyaan besar ini," tegasnya.
Rincian Kegiatan yang Dikerjakan oleh Satker PJN Wilayah II BPJN Babel
Selain proyek slurry seal yang bermasalah, Satker PJN Wilayah II BPJN Babel juga mengerjakan beberapa proyek besar lainnya di wilayah Bangka Belitung, yang rinciannya sebagai berikut:
Proyek Penggantian dan Rehabilitasi Jembatan (Kontrak Fisik):
- Penggantian Jembatan Air Sei Baru I – Rp 23,36 miliar
- Rehabilitasi Jembatan dan Drainase Perawas - Sp. 3 Lapangan Terbang - Badau - Sp. Renggiang - Sp. Pedang – Rp 4,50 miliar
- Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Tg. Ru - Petikan - Junction - Tanjung Kelayang - Jln. Sudirman (T. Pandan - Perawas) – Rp 5,36 miliar
- Penggantian Jembatan Air Pegantungan II – Rp 11,81 miliar
Proyek Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan (Swakelola): Pemeliharaan Rutin Kondisi Jalan:
- Tg. Ru - Petikan - Pilang - Junction - Tanjung Kelayang - Tj. Tinggi (20,02 km, Rp 1,95 miliar)
- Perawas - Badau - Bts Kab. Belitung/Belitung Timur - Sp. Renggiang - Sp. Padang - Manggar - Pelabuhan Manggar (36,54 km, Rp 3,56 miliar)
- Tg. Ru - Petikan - Pilang - Junction - Tanjung Kelayang - Tj. Tinggi (Padat Karya) (60,09 km, Rp 3,01 miliar)
- Perawas - Badau - Bts Kab. Belitung/Belitung Timur - Sp. Renggiang - Sp. Padang - Manggar - Pelabuhan Manggar (Padat Karya) (40,65 km, Rp 2,03 miliar)
Pemeliharaan Rutin Jembatan:
- Tg. Ru - Petikan - Pilang - Junction - Tanjung Kelayang - Tj. Tinggi (Padat Karya) (672,6 meter, Rp 504 juta)
- Perawas - Badau - Bts Kab. Belitung/Belitung Timur - Sp. Renggiang - Sp. Padang - Manggar - Pelabuhan Manggar (Padat Karya) (79,9 meter, Rp 79,9 juta)
Namun, kekhawatiran terhadap kualitas pekerjaan dan pengelolaan proyek ini terus berkembang seiring dengan kerusakan yang terjadi pada proyek slurry seal, memunculkan tanda tanya besar mengenai transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran publik.
(Catatan Redaksi ruanginvestigasi.com)