Iklan

Iklan

,

Iklan

"Bocor Rekaman Alumni : Dana PIP Tak Pernah Cair, Klarifikasi Diduga Direkayasa"

, 4/12/2025 WIB

Tangkapan layar video klarifikasi yang di lakukan alumni SMKN 1 KETAPANG Lamsel


Lampung Selatan, 12 April 2025 - Berbagai upaya dilakukan oleh SMKN 1 Ketapang, Lampung Selatan, untuk meredam sorotan terkait dugaan penyelewengan dana Program Indonesia Pintar (PIP). Salah satunya dengan menyebarkan video klarifikasi dari beberapa alumni. Namun, beredar percakapan yang menunjukkan dugaan bahwa video klarifikasi tersebut telah disetting oleh oknum guru.


Dalam video yang tersebar, salah satu alumni menyatakan bahwa ia telah menerima bantuan PIP dan mencairkannya melalui bank. Namun, fakta yang terungkap dari percakapan antaralumni membantah pernyataan tersebut.


Berikut cuplikan percakapan antara dua alumni yang mengindikasikan adanya kebohongan:


  • Inisial N: “Lah, nggak ada buku tabungan.”
  • Inisial M: “Emang nggak ada.”
  • N: “Bener, belum dapat duitnya.”
  • M: “Bener, lah.”

Pernyataan ini menarik perhatian aktivis pendidikan Ronal A. Sinaga, yang akrab disapa Bro Ron.


“Rekening penampung PIP kalau tidak pernah diaktivasi, dananya akan kembali ke negara dan rekening akan ditutup. Tapi kalau pernah diaktivasi tanpa sepengetahuan siswa, berarti kemungkinan besar ada penyimpangan,” jelas Bro Ron.

 

Dugaan kuat muncul bahwa pihak SMKN 1 Ketapang tengah berupaya menyapu kesalahan agar tidak terendus publik. Beberapa alumni juga mengaku bahwa mereka tidak pernah melihat buku tabungan. Dulu, mereka hanya diminta mengisi formulir tanpa tahu kegunaannya hingga kini.


Menanggapi hal ini, Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Sunardi, menjelaskan bahwa informasi PIP telah disampaikan ke wali kelas dan disebarkan melalui grup WhatsApp kelas pada masa pandemi.


“Anak tersebut penerima PIP tahun 2021. Saat itu pandemi COVID-19. Informasi biasanya dibagikan ke wali kelas untuk diteruskan ke grup WA kelas masing-masing. Mungkin ada anak-anak yang belum mengetahui informasi tersebut,” ujar Sunardi.

 

Namun, pernyataan ini bertolak belakang dengan keterangan seorang guru SMKN 1 Ketapang kepada alumni. Guru tersebut mengaku bahwa saat pencairan, pihak sekolah juga tidak mengetahui dana PIP telah masuk.


Kontradiksi antara pernyataan pihak sekolah dan dinas pendidikan menimbulkan kecurigaan publik. Pasalnya, bukan hanya satu atau dua alumni yang mengaku tidak menerima dana PIP, melainkan puluhan orang. Hal ini memperkuat dugaan adanya praktik “sapu menyapu” antara pihak sekolah dan dinas pendidikan untuk menutupi masalah yang sebenarnya serius.


(Tim)