Lampung Timur, 17 April 2025 - SMK BMW Pasir Sakti, Lampung Timur, kembali jadi sorotan. Puluhan siswa kelas 11 mengaku hanya menerima sebagian kecil dari dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang seharusnya menjadi hak penuh mereka. Dugaan praktik sistematis penyelewengan mencuat, dengan pola yang nyaris seragam: siswa dikawal guru ke bank, dipotong biaya transportasi, dan sisanya "dititipkan" untuk kepentingan sekolah.
"Kami hanya dapat Rp200 ribu, padahal dana yang dicairkan lebih dari itu. Rp100 ribu katanya untuk transport, sisanya buat bayar SPP. Semua atas perintah kepala sekolah, kata guru,” ungkap salah satu siswa.
Yang lebih mencurigakan, buku tabungan siswa ditahan pihak sekolah, membuat para siswa tak bisa mengecek saldo atau memastikan berapa sebenarnya dana yang mereka terima dari pemerintah.
Modus ini bukan insiden tunggal. Di kelas 11 yang terdiri dari 5 jurusan, jumlah siswa mencapai sekitar 100 orang. Jika pola pemotongan terjadi merata, maka dana yang “lenyap” bisa mencapai ratusan juta rupiah dalam satu kali pencairan, dan berpotensi miliaran dalam setahun.
Saat dikonfirmasi, salah satu guru memilih irit bicara.
"Saya hanya guru pengajar, untuk soal itu saya konfirmasi dulu ke kepala sekolah dan bendahara," ujarnya.
Jika terbukti, ini bukan sekadar pelanggaran administratif, tapi dugaan korupsi dana bantuan pendidikan yang harus ditindak serius oleh aparat penegak hukum. Dana PIP adalah hak siswa, bukan ladang bisnis oknum.
(Tim)